COACHING DAN SUPERVISI AKADEMIK

KETERKAITAN ANTARA KETERAMPILAN COACHING DENGAN SUPERVISI AKADEMIK

OLEH ERLINA INDRAWATI



21. Coaching dalam Supervisi Akademik

Supervisi akademik bertujuan pengembangan kompetensi diri dalam setiap pendidik di sekolah untuk memastikan pembelajaran yang berpihak pada murid.


Coaching didefinisikan sebagai sebuah proses kolaborasi yang berfokus pada solusi, berorientasi pada hasil dan sistematis, dimana coach memfasilitasi peningkatan atas performa kerja, pengalaman hidup, pembelajaran diri, dan pertumbuhan pribadi dari coachee (Grant, 1999). Rangkaian supervisi akademik ini digunakan kepala sekolah untuk mendorong ruang perbaikan dan pengembangan diri guru di sekolahnya. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan yang diawali dengan paradigma berpikir yang memberdayakan. Pendekatan dengan paradigma berpikir yang memberdayakan mutlak diperlukan agar pengembangan diri dapat berjalan secara berkelanjutan dan terarah. Salah satu pendekatan yang memberdayakan adalah coaching. 


Sebagaimana Whitmore (2003) ungkapkan bahwa coaching adalah kunci pembuka potensi seseorang untuk memaksimalkan kinerjanya. Selain coaching, ada beberapa metode pengembangan diri yang lain yang bisa jadi sudah kita praktikan selama ini di sekolah yaitu mentoring, konseling, fasilitasi dan training.








Coaching dalam Konteks Pendidikan

Sistem Among, Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani, menjadi semangat yang menguatkan keterampilan komunikasi guru dan murid dengan menggunakan pendekatan coaching.

Pendekatan komunikasi dengan proses coaching merupakan sebuah dialog antara seorang coach dan coachee yang terjadi secara emansipatif dalam sebuah ruang perjumpaan yang penuh kasih dan persaudaraan. Oleh sebab itu, empat (4) cara berpikir ini dapat melatih guru (coach/pamong) dalam menciptakan semangat Tut Wuri Handayani dalam setiap perjumpaan pada setiap proses komunikasi dan pembelajaran. Pengembangan diri baik seorang coach atau coachee dapat dimaksimalkan dengan proses coaching.


2.2. PARADIGMA BERPIKIR DAN PRINSIP COACHING


Paradigma Berpikir Coaching

Paradigma tersebut adalah: 

1. Fokus pada coachee/rekan yang akan dikembangkan 

2. Bersikap terbuka dan ingin tahu 

3. Memiliki kesadaran diri yang kuat 

4. Mampu melihat peluang baru dan masa depan


Prinsip Coaching

Kemitraan dengan klien 

Proses kreatif dan menggugah pikiran untuk menginspirasi klien 

Memaksimalkan potensi pribadi dan profesional coachee.


Prinsip dan Paradigma Berpikir Coaching dalam Supervisi Akademik

Supervisi akademik memiliki tujuan untuk mengevaluasi kompetensi mengajar guru dan proses belajar di kelas. Costa dan Garmston (2016) menyampaikan bahwa kita bisa memberdayakan guru melalui coaching, kolaborasi, konsultasi, dan evaluasi, yang interaksinya bergantung kepada tujuan dan hasil yang diharapkan. Namun, posisi awal yang kita ambil adalah posisi sebagai seorang coach, sebelum kita mengetahui tujuan dan hasil yang diharapkan oleh guru yang akan kita berdayakan. Oleh sebab itu, prinsip dan paradigma berpikir coaching ini perlu selalu ada sebelum kita memberdayakan seseorang.


2.3. KOMPETENSI INTI COACHING DAN TIRTA SEBAGAI ALUR PERCAKAPAN COACHING


Kompetensi Inti Coaching

Dalam Coaching kita memerlukan beberapa kompetensi ini untuk dikuasai diantaranya:

Kehadiran Penuh

Mendengarkan aktif

Mengajukan pertanyaan berbobot

Mendengarkan dengan RASA (Receive, Appreciate, Summarize, dan Ask)


Percakapan Berbasis Coaching dengan Alur TIRTA

Percakapan untuk perencanaan mungkin terjadi sebelum coachee (teman sejawat) akan memulai/ terlibat dalam suatu kegiatan atau melakukan suatu tugas. Selain itu percakapan untuk perencanaan bisa dilakukan sebelum memulai pendampingan kepada rekan sejawat.

Percakapan untuk pemecahan masalah biasanya terjadi saat coachee menghadapi masalah, merasa buntu, merasa tidak jelas, merasa tidak berdaya, merasa tidak mampu, mengalami krisis, dan membutuhkan bantuan dari luar 

Percakapan untuk berefleksi terjadi setelah ada aktivitas yang dilakukan oleh coachee atau setelah coachee menyelesaikan tugas, dan saat coachee sedang ingin merefleksikan diri 

Percakapan untuk kalibrasi terjadi saat coachee ingin melakukan swanilai kinerja/perkembangannya terhadap suatu standar/kriteria dan saat perlu melakukan penyesuaian ulang atas rencana terhadap standar/kriteria tersebut.


Acuan umum sebuah alur percakapan coaching yang akan membantu peran coach dalam membuat percakapan coaching menjadi efektif dan bermakna yaitu alur TIRTA.


TIRTA dikembangkan dari satu model umum coaching yang dikenal sangat luas dan telah banyak diaplikasikan, yaitu GROW model. GROW adalah kepanjangan dari Goal, Reality, Options dan Will. Pada tahapan 

1) Goal (Tujuan): coach perlu mengetahui apa tujuan yang hendak dicapai coachee dari sesi coaching ini, 2) Reality (Hal-hal yang nyata): proses menggali semua hal yang terjadi pada diri coachee, 

3) Options (Pilihan): coach membantu coachee dalam memilah dan memilih hasil pemikiran selama sesi yang nantinya akan dijadikan sebuah rancangan aksi. 

4) Will (Keinginan untuk maju): komitmen coachee dalam membuat sebuah rencana aksi dan menjalankannya.

Alur percakapan coaching TIRTA dikembangkan dengan semangat merdeka belajar yang membuat kita memiliki paradigma berpikir, prinsip dan keterampilan coaching untuk memfasilitasi rekan sejawat agar dapat belajar dari situasi yang dihadapi dan membuat keputusan-keputusan bijaksana secara mandiri. Hal ini penting mengingat tujuan coaching yaitu untuk pengembangan diri dan membangun kemandirian. Melalui alur percakapan coaching TIRTA, kita diharapkan dapat melakukan pendampingan baik kepada rekan sejawat maupun muridnya.

TIRTA dapat dijelaskan sebagai berikut:

 1. Tujuan Umum (Tahap awal dimana kedua pihak coach dan coachee menyepakati tujuan pembicaraan yang akan berlangsung. Idealnya tujuan ini datang dari coachee) 

2. Identifikasi (Coach melakukan penggalian dan pemetaan situasi yang sedang dibicarakan, dan menghubungkan dengan fakta-fakta yang ada pada saat sesi)

3.. Rencana Aksi (Pengembangan ide atau alternatif solusi untuk rencana yang akan dibuat) 

4. TAnggungjawab (Membuat komitmen atas hasil yang dicapai dan untuk langkah selanjutnya) 


Umpan Balik berbasis Coaching

Prinsip dan paradigma berpikir coaching dapat membuat proses supervisi akademik fokus kepada pemberdayaan untuk mengembangkan kompetensi diri dan kemandirian. Umpan balik sangat penting dalam proses ini. Umpan balik yang efektif haruslah bersifat netral sehingga tidak subjektif dan tanpa dasar (Costa dan Garmston, 2016). Umpan balik akan memiliki lebih besar kesempatan untuk diterima apabila berbasis data kuantitatif dari indikator pencapaian yang sebelumnya sudah disepakati.

Berikut ini adalah hal-hal yang perlu diperhatikan saat memberikan umpan balik dengan prinsip coaching: 

1. Tujuan pemberian umpan balik adalah untuk membantu pengembangan diri coachee 

2. Tanpa umpan balik, orang tidak akan mudah untuk berubah 

3. Sesuai prinsip coaching, pemberian umpan balik tetap menjaga prinsip kemitraan

4. Selalu mulai dengan memahami pandangan/pendapat coachee

Umpan balik bisa diberikan dengan memberikan Pertanyaan Reflektif dan menggunakan data yang valid. 


2.4. SUPERVISI AKADEMIK DENGAN PARADIGMA BERPIKIR COACHING


Beberapa prinsip-prinsip supervisi akademik dengan paradigma berpikir coaching meliputi: 

1. Kemitraan: proses kolaboratif antara supervisor dan guru 

2. Konstruktif: bertujuan mengembangkan kompetensi individu 

3. Terencana

4. Reflektif 

5. Objektif: data/informasi diambil berdasarkan sasaran yang sudah disepakati 

6. Berkesinambungan 

7. Komprehensif: mencakup tujuan dari proses supervisi akademik.


Siklus dalam supervisi pada umumnya meliputi 3 tahap yakni Pra-observasi, Observasi dan Pasca-observasi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SMPN 14 Bengkulu Selatan: Tentang Cinta dan Mimpi Indah

Mengawal Cinta Bidadari

Flash Blogging, Dari Sudut Istana, Menuju Indonesia Maju

Neti Suriana, Sosok Multi Talenta, Lulusan Pertanian, Pekerja Sosial dan Penulis Buku Populer.

Pantai Berkas, Arena Wisata Keluarga Ramah Balita